A.R.U.M.I

Augmented Reality Mobile App

Headline Post
Animation Label of Insfire

Animation

Start the Creativity

About Animation, CGI, Motion Design, etc
Software, Something about Future with Technology

IT

Make it easy, Make it Better

Programming Language, about Information Technology
Future Music with Technology

VSTi

Speak with Sound

Virtual Studio Technology, Making Future Music
Kevin Remix, Mashup 2D Short Animation The Campus Bumper TV Motion Commercial 3D Bumper of Property Company 3D Snow Bumper 3D Cube Glowing Intro PCMI Kepri Bumper

D'Green City Full Video

TV Commercial Motion Video

D'Green City Full Video Watch

Thursday, February 14, 2019

Kehantem Stres, Titik Jenuh hingga Depresi



Hello world.

Seperti racun yang dilepaskan waktu. Perlahan mengiringi disetiap perjalanan pikiran dan mulai memutilasi jiwa ketika beresonansi dengan hal yang tidak diharapkan. Penyakit yang tidak ada obat fisik ini bisa menyerang dari berbagai aspek kehidupan seseorang. Mendadak sosial media saya penuh dengan postingan depresi, dll. Mereka adalah para musisi, konten kreator, dan kalangan lain yang kehidupannya terlihat "baik-baik saja". Orang-orang yang biasanya "menghibur" itu tiba-tiba mengupload video tentang perasaan depresif yang rata-rata sudah lama dipendam. Saya akan bahas apa yang melatarbelakangi masalah ini, dan berikut sedikit kalimat yang saya kutip dari video dan blog mereka yang depresi.

1. Chandra Liow
Konten kreator/ aktor ini bercerita pada videonya di YouTube Tim2one yang berjudul "TOMMYLIMMM BELAJAR JADI MUSLIM", bahwa pada akhir tahun 2018 dia mengalami stres, muncul masalah finansial, nyokap jatuh sakit, putus dari pacarnya Devina. Sehingga Chandra Liow kurang memiliki passion membuat video kembali dan sulit untuk berpikir kreatif.

2. Andovi Da Lopez
Orang yang membangun channel YouTube skinnyindonesian24 ini juga mengalami depresi yang secara singkat dia jelaskan begini, "Gua menjadi lebih depresi karena gua merasa gua tidak pantas untuk merasakan depresi tersebut, karena gua gak ada "masalah" dalam hidup yang berarti. Di 2017 dia tidak merasa baik, merasa bodoh dan seperti sampah. Kemudian sempat sembuh setelah berbicara dengan pacarnya Anna, tapi depresinya muncul kembali di tahun 2018.

3. Joma Tech
YouTuber yang pekerjaan utamanya sebagai Data Scientist ini terakhir memposting di Instagram pada 2 Agustus 2018 dan video terakhir YouTube yang berisi penjelasan depresinya diupload pada tanggal 17 Oktober 2018. Sudah berbulan-bulan sampai tulisan ini diketik dia masih belum kembali pulih. Dia menjelaskan bahwa sedang mengalami burnout/ pekerjaan yang berlebihan hingga membuat stres. Sehingga berdampak pada krisis kepercayaan diri, ragu dengan konten video, dan ragu dengan pekerjaannya. Joma tetap menjalani pekerjaannya, membuat konten YouTube untuk tetap mempertahankan keberadaannya, menjalani semua seperti terlihat normal namun percuma.


Postingan Terakhir Joma di Instagram

4. Hardwell
Produser/ DJ peringkat 3 dunia tahun 2018 ini mengumumkan masa hiatus dan membatalkan jadwal konser kedepan di konser terakhirnya pada 18 Oktober 2018 di Amsterdam Dance Event. Dijelaskan dalam blognya www.djhardwell.com bahwa selama 24/7 di dunia musik membuatnya menyisakan sedikit energi, cinta, kreativitas, dan perhatian terhadap kehidupannya sebagai manusia normal. Untuk sementara waktu dia ingin terbebaskan dari target, wawancara, deadline, tanggal rilis, dan lain-lain dalam tenggat waktu yang belum dipastikan.

Jika dilihat dari latar belakang permasalahan dan memahami keamanan materi tidak berbanding lurus dengan kesehatan mental bahwa pada akhirnya saya sangat setuju kalau orang-orang seperti mereka sangat wajar memiliki perasaan depresif.

Kita juga sering mendengar, kunci kerja bahagia adalah mengerjakan apa yang kita sukai. Tapi kan mereka sudah mengerjakan sesuatu yang mereka sukai, harusnya bahagia dong? Jadi begini, banyak faktor penyebab misalnya stres dan yang membuatnya muncul contohnya fans, konten kreator yang memiliki banyak subscriber/ viewer terkadang membuat video berbasis permintaan fans, jadi konten yang dibuat tidak lagi didasari apa yang disukainya. Kemudian faktor lain dari yang saya tonton di channel Statement Prod pada video yang berkolaborasi dengan 8ball, adalah kreativitas. Kebanyakan konten kreator pusing memikirkan konsep kemudian mengeksekusinya. 8ball sendiri pernah mengalami stres itu dan solusinya adalah membentuk tim kreatif dan dia hanya bertindak sebagai eksekutor.

Ryan Berti (Statement Prod) & 8ball

Apapun profesinya sangat perlu menjaga kesehatan mental dari yang sering mengalami banyak tekanan, duduk didepan komputer atau sering ditolak calon klien. Terutama pebisnis dikarenakan kesibukan yang luar biasa, tidak heran kelelahan, stres dan depresi telah menjadi hal umum diantara mereka. Mengurus produk, marketing, dan memahami finance itu bisa memakan sebagian besar waktu, pikiran, tenaga. Apakah yang hobi bekerja atau berbisnis justru lebih banyak merusak daripada meningkatkan kebahagiaan itu sendiri?

Stres adalah Teman yang Baik.


Kelly McGonigal

Hal pekerjaan sering menjadi cikal bakal stres itu muncul. Saya juga pernah mengalami masa stres, jenuh sampai ke tahap kelumpuhan analisis dan berujung depresi karena satu hal, hingga menjadi kronis dengan ingatan masa kelam dahulu yang kembali muncul. Saya jelaskan disini definisi Kelumpuhan Analisis dari buku Robert T. Kiyosaki yang berjudul Cashflow Quadrant, adalah ketakutan yang membuat tubuhnya berhenti melakukan apa yang harus dilakukan, dikarenakan tidak terdidik secara emosional. Saya tekankan kembali penting untuk menjaga mental dan emosional karena fisik juga terkena imbasnya. 

Kita bisa memulainya dengan memahami kebaikan stres. Salah satu solusi yang saya temukan adalah video Kelly McGonigal di forum TED Talks yang berjudul "How to make stress your friend" dan sudah saya terapkan. Berikut hal yang saya kutip dari presentasinya. Selama bertahun-tahun, saya memberitahu orang-orang bahwa stres membuat mereka sakit. Stres meningkatkan segala resiko, mulai dari flu biasa sampai penyakit kardiovaskular. Pada dasarnya saya menjadikan stres sebagai musuh. Tapi saya telah mengubah pendapat saya tentang stres, dan hari ini saya ingin mengubah pendapat Anda. Orang-orang yang banyak mengalami stres selama 1 tahun terakhir resiko kematiannya meningkat sebesar 43 persen. Tapi hal ini hanya berlaku bagi orang-orang yang juga percaya bahwa stres berbahaya bagi kesehatan mereka. Orang-orang yang mengalami banyak stres tetapi tidak merasa bahwa stres berbahaya, tidak terpengaruh dengan angka resiko tadi. Bahkan mereka memiliki resiko kematian paling rendah daripada siapapun dalam penelitian ini, termasuk orang-orang yang relatif sedikit mengalami stres.

Apakah mengubah cara kita berpikir tentang stres dapat membuat kita lebih sehat? Dan ilmu pengetahuan menjawab 'Ya'.  Ketika Anda mengubah cara berpikir Anda tentang stres, Anda dapat mengubah reaksi tubuh terhadap stres. Lebih detailnya begini, ketika Anda mengikuti sebuah tes, membuat jantung Anda mungkin akan berdegup kencang, Anda mungkin akan bernafas lebih cepat, mungkin sampai berkeringat. Dan biasanya, kita mengartikan perubahan fisik ini sebagai kegelisahan atau tanda bahwa kita tidak bisa mengatasi tekanan dengan baik. Tapi bagaimana jika Anda memandangnya sebagai tanda bahwa tubuh Anda sedang mengisi tenaga, mempersiapkan Anda untuk menghadapi tantangan ini? Kencangnya degup jantung artinya tubuh mempersiapkan Anda untuk beraksi. Jika Anda bernafas lebih cepat, tidak masalah. Itu akan mengirim lebih banyak oksigen ke otak.

Dan setelah memahami ini dipastikan Anda tidak lagi mengalami stres, tidak begitu gelisah, lebih percaya diri, tetapi temuan yang paling menarik bagi saya adalah bagaimana reaksi fisik mereka terhadap stres berubah. Nah, reaksi tipikal terhadap stres adalah detak jantung Anda meningkat, dan pembuluh darah Anda menyempit. Dan inilah salah satu alasan mengapa stres kronis terkadang dihubungkan dengan penyakit kardiovaskular. Ketika peserta (pada suatu penelitian) memandang reaksi stres mereka sebagai sesuatu yang bermanfaat, pembuluh darah mereka tetap rileks. Keadaan ini disamakan ketika Anda merasa gembira dan berani.

Memahami Titik Jenuh.


Emilie Wapnick

Untuk kasus seperti Joma dan mungkin diantara pembaca memiliki pekerjaan lebih dari satu, atau merasa bosan dengan pekerjaan sekarang ada sebuah pemahaman mengenai titik jenuh. Dan lagi, berikut kalimat yang saya kutip dari presentasi TED Talks - Emilie Wapnick, Why Some of Us Don't Have One True Calling. Saya orang yang tidak pernah bisa menjawab pertanyaan "Kamu ingin jadi apa ketika dewasa?" Bukan karena saya tidak memiliki minat apapun, tapi karena minat saya terlalu banyak. Ini berlanjut setelah saya lulus SMA, dan pada suatu titik, saya menyadari satu pola dimana saya tertarik pada satu bidang dan saya menyelaminya, sepenuh jiwa, dan saya menjadi cukup ahli dalam bidang apapun itu, kemudian saya tiba pada titik jenuh. Dan biasanya saya akan terus mencoba di bidang itu karena saya telah menghabiskan banyak waktu dan tenaga dan terkadang uang pada bidang tersebut. Tetapi pada akhirnya rasa jenuh ini, perasaan seperti saya sudah menguasainya dan bidang ini tidak menantang lagi. Menjadi semakin besar dan saya harus melepaskannya. Tetapi kemudian saya tertarik pada hal lain, sesuatu yang sama sekali berbeda dan saya menyelami hal baru ini dengan sepenuh jiwa dan saya merasa "Ya! Saya menemukan minat saya," kemudian saya kembali pada titik dimana saya merasa jenuh kembali. Dan pada akhirnya, saya melepaskannya. Tetapi kemudian saya menemukan sesuatu yang baru dan berbeda, dan saya menyelaminya.

Pola ini membuat saya resah, karena dua alasan. Pertama karena saya tidak yakin bagaimana saya bisa mengubah semua ini menjadi karir. Saya merasa pada akhirnya saya harus memilih satu hal (saja) dan mengabaikan semua hal lainnya, dan pasrah saja pada rasa jenuh. Alasan lain saya merasa begitu resah sedikit lebih personal, saya khawatir ada yang salah dengan hal ini, dan sesuatu yang salah pada diri saya karena tidak bisa fokus pada satu hal. Saya khawatir saya takut berkomitmen, atau tidak teratur, atau menyabotase diri sendiri, takut akan kesuksesan saya sendiri.

Saya ingin Anda menanyakan satu hal pada diri Anda sendiri, yang sayangnya saya sendiri tidak tanyakan waktu kecil. Tanyakan dimana Anda belajar ada cara yang salah atau tidak normal, dalam melakukan banyak hal. Saya akan beritahu dimana : Anda belajar dari budaya. Kita pertama ditanya "Kamu ingin jadi apa ketika dewasa?" ketika kita berusia 5 tahun. Dan kenyataannya tidak ada yang peduli apa yang Anda katakan saat itu. Ini dianggap sebagai pertanyaan yang tidak berbahaya, ditujukan ke anak kecil untuk jawaban lucu mereka, seperti "Saya ingin menjadi astronot." Tapi pertanyaan ini ditanyakan kembali seiring kita menjadi lebih dewasa. Dan pada titik tertentu, "Kamu ingin jadi apa ketika dewasa?" berubah dari pertanyaan lucu menjadi sesuatu yang membuat kita tidak tidur semalaman. Mengapa? Meskipun pertanyaan ini menginspirasi anak kecil akan masa depan mereka, ia tidak menginspirasi mereka untuk memimpikan segala kemungkinannya. Bahkan justru sebaliknya, karena ketika seseorang bertanya Anda ingin jadi apa, Anda tidak bisa menjawab dengan 20 jawaban berbeda. Contoh, Amy Ng, seorang editor majalah menjadi ilustrator, pengusaha, guru, dan sutradara kreatif. Tapi kebanyakan anak-anak  tidak tahu tentang mereka. Yang mereka tahu adalah mereka harus memilih. Tapi lebih dari itu. Konsep tentang hidup yang terfokus sangat diromantisasi dalam budaya kita. 

Pemikiran tentang takdir atau panggilan jiwa, pemikiran bahwa masing-masing kita punya satu hal hebat yang harus kita lakukan dalam hidup kita, dan Anda harus mencari apa itu dan mencurahkan hidup Anda padanya. Tapi bagaimana jika Anda adalah seseorang yang tidak seperti ini? Bagaimana jika ada banyak topik berbeda yang membuat Anda penasaran, dan banyak hal yang ingin Anda lakukan? Ya, tidak ada tempat untuk orang seperti Anda dalam lingkungan seperti ini. Anda mungkin merasa sendirian. Anda mungkin merasa tidak punya tujuan. Anda mungkin merasa ada sesuatu yang salah dengan Anda.

Tidak ada yang salah dengan Anda. Anda adalah multipotensial. Multipotensial adalah seseorang dengan banyak ketertarikan dan pencarian kreatif. Anda juga bisa menggunakan istilah lain yang mempunyai arti sama, seperti polymath, orang Renaisans. Sebenarnya, ketika masa Renaisans, mempunyai keahlian dalam berbagai bidang justru dianggap ideal. Barbara Sher menggunakan istilah "scanners". Menurut saya, pantas bahwa sebagai komunitas, kita tidak bisa setuju pada satu identitas. Cukup mudah untuk melihat multipotensionalitas Anda sebagai batasan atau penderitaan yang harus Anda kalahkan. Tapi setelah saya berbicara dengan orang lain dan menulis tentang hal ini di website saya, saya belajar bahwa ada kekuatan luar biasa untuk menjadi seseorang seperti ini. Inilah tiga multipotensial superpower. Pertama Idea Synthesis, yaitu menggabungkan dua bidang atau lebih dan membuat sesuatu yang baru di titik pertemuannya. Sha Hwang dan Rachel Binx menggabungkan minat mereka pada kartografi, visualisasi data, bepergian, matematika, dan desain, ketika mereka mendirikan Meshu. Meshu adalah perusahaan yang membuat perhiasan berdasarkan inspirasi geografis. Sha dan Rachel muncul dengan ide unik ini karena campuran keterampilan dan pengalaman mereka yang beragam. Inovasi terjadi pada titik temu. Disanalah muncul ide-ide baru. Dan multipotensial, dengan semua latar belakang mereka, dapat mengakses banyak titik potong ini. Kemampuan super kedua multipotensial adalah belajar dengan cepat. Ketika multipotensial tertarik akan sesuatu, mereka berusaha keras. Mereka mengamati semua yang dapat diamati. Mereka juga terbiasa menjadi pemula, karena mereka pernah menjadi pemula berkali-kali sebelumnya, jadi mereka tidak terlalu takut untuk mencoba hal baru dan keluar dari zona nyaman. Terlebih, banyak kemampuan dapat digunakan dalam berbagai bidang dan mereka membawa semua yang telah dipelajari ke setiap area baru, jadi sangat jarang mereka memulai dari nol. Biasanya Anda yang multipotensial tidak membuang waktu ketika Anda menekuni sesuatu yang Anda sukai, meskipun ujungnya Anda berhenti. Anda mungkin menerapkan pengetahuan itu pada bidang yang berbeda, dengan cara yang tidak terbayangkan. Kekuatan super ketiga multipotensial adalah kemampuan beradaptasi, yaitu kemampuan untuk berubah menjadi apapun yang Anda butuhkan pada situasi apapun. Majalah Fast Company menulis bahwa kemampuan beradaptasi adalah kemampuan paling penting untuk bisa bersaing di abad 21. Ekonomi dunia berubah sangat cepat dan tidak dapat diprediksi sehingga orang-orang yang bisa menyesuaikan dengan kebutuhan pasar akan bisa maju dan berkembang. Ketiga kekuatan superpower multipotensial ini mungkin akan hilang jika mereka mempersempit fokus mereka. Sebagai masyarakat, kita perlu untuk mendorong multipotensial untuk menjadi diri mereka sendiri.

Ada banyak masalah kompleks dan multidimensi di dunia saat ini, dan kita memerlukan para pemikir kreatif, yang tidak dibatasi oleh satu bidang untuk menghadapinya. Sekarang, katakanlah Anda, dalam diri Anda, seorang spesialis. Anda terlahir mengetahui, Anda ingin menjadi ahli bedah anak. Jangan khawatir tidak ada yang salah dengan Anda. Faktanya, beberapa tim terbaik terdiri dari seorang spesialis dan multipotensial yang digabungkan bersama. Spesialis dapat menyelam lebih dalam dan menerapkan ide, dan multipotensial membawa pengetahuan yang luas ke dalam proyek. Kerjasama yang sangat indah. Tapi kita harus membangun hidup dan karir kita sebagaimana kita dilahirkan. Dan sayangnya, multipotensial sebagian besar didorong untuk menjadi lebih seperti rekan spesialis mereka. Jika Anda memang seorang spesialis, maka fokuslah pada bidang Anda. Anda akan bekerja dengan baik di bidang itu. Tapi untuk multipotensial, termasuk yang baru menyadarinya, pesan saya pada Anda, rangkul seluruh minat Anda. Ikuti rasa ingin tahu Anda kemana pun ia membawa Anda. Jelajahi perbatasan Anda. Merangkul kata hati Anda akan membantu Anda lebih bahagia. Dan mungkin yang terpenting multipotensial, dunia membutuhkan kita.

Sepertinya tulisan ini sudah cukup panjang, tapi tidak seberapa dibanding permasalahan manusia yang kompleks. Saya berharap bagi pembaca yang memiliki masalah yang sama, bisa menghadapi dengan meresapi apa yang saya tulis.

Cheerio!

No comments:

Post a Comment

Please comment if there's any broken link. And I'll fix it immediately.

Best Regards,
Kevin Perdana

© Kevin Perdana 2012-2018. Designed by Kevin Perdana